Louis XIV merupakan raja Prancis yang memiliki masa
jabatan paling lama diantara raja-raja Prancis sebelumnya. Beliau menjabat
selama kurang lebih 72 tahun sejak berumur 5 tahun hingga meninggal pada umur
76 tahun. Louis XIV adalah anak dari Louis XIII dengan Anne yang lahir pada
tanggal 5 September 1638 dan meninggal pada tanggal 1 september 1715. Louis XIV
tumbuh tanpa pengawasan dan kasih kasang ayahnya karena Louis XIII meninggal
saat Louis XIV berusia 5 tahun dan saat itu juga Louis XIV diangkat menjadi
raja tetapi karena raja kecil itu masih terlalu muda, maka diwakilkan oleh
seorang kardinal muda yang bernama Mazarin. Pada usia 22 tahun, setelah
kematian Mazarin pada tanggal 9 Maret 1661, Louis XIV mengumumkan untuk
memimpin sendiri pemerintahannya tanpa seorang perdana menteri. Louis XIV
adalah seorang yang cerdas tetapi memiliki sifat congkak. Louis menjalankan
pemerintahan berlandaskan pada monarki yang menganggap kekuasaanya sebagai hak
ilahi.
Pemerintahan Louis XIV jika dilihat dari perspektif
sosial ekonomi dan sosial politik adalah sebagai berikut:
1. Pemerintahan Louis XIV dalam Perspektif Sosial Ekonomi
Pada masa pemerintahan Louis XIV ini
dalam bidang ekonomi Louis XIV dibantu oleh Colbert sebagai menteri ekonomi dan
keuangan Prancis. Colbert memiliki ambisus yang besar dalam melaksanakan
tugasnya sebagai menteri ekonomi dan keuangan Prancis dan beliau memanfaatkan
masa damai selama 12 tahun (tahun 1660-1667) untuk meningkatkan perekonomian Prancis.
Beliau mampu menjaga kestabilan ekonomi Prancis dengan cara mengurangi
pengeluaran negara dan menambah pemasukan negara. Hal yang diterapkan beliau
dalam menjaga kestabilan ekonomi ini adalah dengan bersikap lebih adil dalam
pemungutan pajak, orang yang miskin membayar pajak sedikit dan yang kaya
membayar pajak lebih besar.
Kestabilan
ekonomi di Prancis ini tidak mampu bertahan lama karena pada saat mulai terjadi
perang diluar negeri pada tahun 1672. Dan hal itu mempengaruhi keuangan dalam
negeri Prancis dan membuat krisis ekonomi. Tetapi Colbert tidak tinggal diam,
beliau mulai menaikan pajak dan membuat pajak-pajak baru serta menjual pos-pos
jabatan dan menggali dana pinjaman. Tetapi hal itu tak mampu mengatasi masalah krisis
keuangan tersebut.
Setelah hal itu dirasa tidak mampu
memulihkan ekonomi Prancis, Colbert menetapkan kebijakan:
a. Menertibkan industri dan
perdagangan, termasuk di dalamnya sektor pertanian
b. membangun angkatan laut
yang tangguh utk melindungi perdagangan
c. kolonisasi yg berpotensi meningkatkan kemakmuran Prancis.
Saat terjadinya Revolusi Prancis yang
memungkinkan terjadinya transisi kekuasaan dari raja dan gereja kepada para
merchant atau kaum saudagar. Era dimana kaum saudagar berkuasa inilah yang
disebut merkantilisme. Kaum merkantilisme sesuai namanya, sangat
mengagung-agungkan pedagangan dan perniagaan untuk mencapai tingkt kemakmuran.
Menurut mereka, kemakmuran negara bisa diperoleh dari surplus ekspor atau
impor. Semakin besar surplus ekspor atas impor (yang dibayar dalam bentuk
batangan emas), semakin tinggi kemakmuran negara tersebut. Pandangan ini
dikemukakan oleh Jean Baptist Colbert, menteri ekonomi dan keuangan Prancis pada
era kekuasaan Raja Louis XIV.[1]
Colbert merupakan pelopor ekonomi
merkantilisme. Beliau menata kegiatan produksi seperti pabrik yang berorientasi
eksport. Untuk meningkatkan simpanan devisa dengan cara mengekspor barang
keluar negeri. Kebijakan pertumbuhan industri dan perdagangan adalah branding
Prancis untuk
menyalurkan barang-barang industri di kawasan koloni. Dengan demikian Colbert dapat menekan import dengan menaikan bea-import secara
drastis, berefek terhadap cadangan devisa negara. Tetapi hal
tersebut mendapat tantangan dari Belanda dan Inggris karena terapkan sistem dumping dalam
sistem ekonominya. Akibatnya, timbul perang Prancis dan negara yang dirugikan
(Belanda dan Spanyol), serta sikap
teramat hati-hati dikalangan mercant atau bangsawan yang lebih suka membeli
tanah atau membeli pos jabatan dari pada menginvestasikan modalnya kedalam
usaha-usaha industri dan perdagangan.
Keberhasilan
Colbert dalam menata perekonomian negara, memacu Prancis untuk memperluas
koloni, utk mencari kesepadanan kekuatan dgn Inggris. Pada masa Colbert itu
Louis XIV disebut sebagai Louis the Great
(The Great Louis XIV).
Analisis:
Jadi jika dilihat pemerintahan Louis XIV
dalam bidang sosial ekonomi ini sangat berpengaruh dengan adanya Colbert yang
menjabat sebagai menteri ekonomi dan keuangan yang mampu menyetabilkan keadaan
ekonomi pada masa pemerintahan Louis XIV walaupun pada akhirnya
goncangan-goncangan mulai muncul saat terjadi perang diluar negari Prancis yang
berdampak pada keuangan Prancis. Dengan hal itu membuat ekonomi Prancis menjadi
krisis dan Colbert menggunakan sistem ekonomi tradisional untuk mengatasinya,
dengan cara menjual jabatan dan meningkatkan pajak. Tetapi hal tersebut tidak
mampu mengatasi masalah krisis ekonomi dan Colbert mulai menerapkan sistem
ekonomi merkantilisme dengan meningkatkan prosuk ekspor untuk menambah devisa
dalam negeri. Colbert menggunakan sistem dumping
dalam ekspor dan impor dan hal ini membuat negara saingannya menjadi cemas
dan muncul tantangan dari Belanda dan Inggris ampai akhirnya muncul perang.
Perekonomian pada masa pemerintahan
Louis XIV ini bisa dikatakan baik jika dibandingkan dengan pemerintahan
sebemnya ataupun sesuadahnya walaupun krisis dan ketidak stabilan ekonomi pada
akhirnya muncul dan membuat perekonomian Prancis terpuruk hingga akhir pemerintahan
Louis XIV.
2. Pemerintahan Louis XIV dalam Perspektif Sosial Politik
Louis XIV memegang semboyan “L’etat
C’est Moi” berarti negara adalah saya, hal ini memperlihatkan bahwa raja,
ataupun pemimpin memiliki kekuasaan yang penuh, sehingga dia melambangkan
dirinya sebagai negara. Tidak hanya itu titel yang dia berikan pada dirinya
sendiri. Louis XIV menyatakan bahwa dirinya sebagai “ Le Roi Soleil” artinya
Raja Matahari. Maksudnya bahwa dia adalah terang yang menerangi seluruh
negerinya serta negara-negara lain didunia ini. Hail ini pasti tidak mungkin.
Tetapi ungkapan-ungkapan begini timbul dikarenakan bahwa pemimpin atau raja
tersebut mau menyatakan betapa dia itu adalah raja berkuasa, dan tidak bisa
berbuat salah.[2]
Dari semboyan diatas menunjukan simbol
kekuatan absolut oleh Louis XIV. Beberapa karakteristik yang menjadi
lambang dari absolutisme di masa Louis XIV adalah pemerintahan tanpa
undang-undang, tanpa Dewan Legislatif, tanpa kepastian hukum, tanpa anggaran
belanja pasti, serta tanpa dibatasi oleh kekuasaan apapun. Selain itu, sistem
otonomi daerah juga absen selama masa pemerintahannya. Louis menghancurkan
pemerintahan lokal dan kota yang independen dengan mendirikan berbagai dewan
kotapraja yang diketuai oleh intendant. Intendant merupakan pengawas yang
mewakili Louis. Dengan demikian, pemerintah pusat memegang kendali penuh
terhadap daerah.[3]
Walaupun pemerintahan Louis XIV
memutuskan segala sesuatu sendiri tetapi tetap membutuhkan pembantu dalam
menjalankan suatu negara. Louis XIV mencari pembantu negara bukan dari kalangan
keluarga ataupun pendeta melainkan dari kalangan rakyat biasa yang baru saja
dianugerahi gelar bangsawan yang terikat olehnya dan merasa berhutang budi. Dan
tim pembantu yang diwariskan Mazarin itu ada yang dipertahankan dan ada yang
diberhentikan sesuai dengan kemapuan masing-masing pekerja. Menetapkan 4 menteri
utama dalam bidang keuangan, pertahanan, pekerjaan umum, dan kelautan. Louis XIV mengadakan pertemuan pemerintahan setiap
seminggu sekali untuk mengawasi tim pembantu dalam pemerintahan. Louis XIV
menghapuskan pemerintahan lokal dan memusatkannya pada pemerintahan pusat agar
semua dapat Louis XIV langsung yang menangani.
Analisi:
Louis XIV adalah deorang raja yang memegang teguh prinsip
absolutisme dalam pelaksanaan politik pemerintahan di Prancis. Hal itu dapat
dibuktikan dengan adanya pernyataan Louis yang menyebutkan bahwa “negara adalah
saya” yang menggambarkan bahwa seorang pemimpin itu memiliki kekuatan penuh
dalam melaksanakan politik pemerintahan ataupun urusan lainnya dalam suatau
negara. Dan menganggap dirinya sebagai raja matahari yang berarti bersinar dan
mampu menyinari Prancis dan negara disekitarnya. Louis XIV menghapuskan
pemerintahan lokal dan memindahkannya menjadi satu dengan pemerintahan pusat
agar Louis XIV lah yang mampu memegang sendiri politik pemerintahannya. Pada
masa pemerintahannya di Prancis tidak ada Undang-Undang yang berlaku dan
menyebutkan bahwa apa yang Louis XIV katakan adalah hukum, jadi semua yang
keluar dari mulut Louis XIV adalah benar dan wajib dipatuhi oleh semua rakyat
Prancis. Dan kekuasaan menghentikan pembentu negara ada ditangan Louis XIV,
jika Louis XIV menganggap sesorang sudah tidak kompeten atau sudah melakukan
kesalahan menurut pandangannya, maka dengan berbagai cara Louis XIV akan
menghentikan orang tersebut dalam sistem politik pemertahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar